Skip to main content

Bedanya Hubungan Jadul dan Sekarang

Kemarin gue lagi nongkrong, tiba-tiba dipamerin sama Supri sebuah foto cewek cantik banget.

"Gimana menurut lo? Cantik nggak? Hehehe.." Ucap Supri sambil menyodorkan layar hapenya ke muka gue.

Gue pun segera cebok, menyiram kloset, lalu bangkit. "Mayan.."

Supri segera menggeser layar hapenya, lalu muncul lagi foto cewek yang lebih cantik. "Kalo yang ini gimana?"

"Oke lah.. Lo kenapa deh? Dari tadi nawarin foto-foto cewek mulu, kayak mucikari." Gue tinggalin Supri yang masih duduk di depan kloset sambil megangin hape. Sesaat kemudian dia nyusulin gue.

"Tenang Boy.. Ini semua pacarku! Hahaha!" 

"Boong! Kok gue gak pernah liat kalian jalan?!"

"Soalnya kami LDR-an, Boy.. Cewek yang satu ini tinggal di Jerman, sedangkan yang satunya, di Lebanon."

"Apa gunanya pacaran, kalo nggak pernah ketemuan? Gandengan? Pelukan? Guling-gulingan?"

"Yang penting punya deh.. Dua pula! Hahahaha!" Supri pergi ninggalin gue dengan ekspresi menghina. Gue terdiam, lalu berjalan kembali ke jamban.

Dalam kesehariannya, sejak punya dua pacar ini, Supri jadi sering nunduk-nunduk megangin hape. Senyum-senyum, kadang ketawa, kadang nangis sambil megangin hape. Kabar terakhir, Supri dibawa ke rumah Ustadz Guntur Bumi karena dikira kesurupan oleh ortunya.

Nah, ngomongin fenomena pacaran di dunia maya ini, bikin gue inget tentang cara manusia berhubungan zaman dulu (pra-internet) dan zaman sekarang (pasca-internet), serta kualitas hubungan di masing-masing zaman. Gue ngerasa beruntung bisa hidup di dua zaman yang sangat berbeda ini.


Kenalan
Zaman pra-internet, berkenalan dengan orang asing itu perlu perjuangan yang nyata. Karena satu-satunya cara buat kenalan dengan orang asing adalah dengan cara nyamperin, lalu memperkenalkan diri. Kalo dia welcome, bisa lanjut ngobrol. Kalo dia jutek, bisa langsung pulang dan jilatin Baygon bakar.

Sedangkan di zaman pasca-internet ini, mau kenalan sama orang baru mah gampang. Tinggal kirim pesan via media sosial/aplikasi chat juga bisa. Kalo dia welcome ya syukur, kalo dia nggak welcome ya udah. Iya, sesimpel itu.

Judgement
Zaman dulu, kita bisa menebak sifat orang dari penampilannya atau kesehariannya. Sedangkan di zaman internet ini, kita bisa menebak sifat orang dari isi status updatenya.

Hal itu membuat orang akhirnya berlomba-lomba menciptakan pencitraan diri yang mereka mau dengan internet. Yang pengin keliatan pinter, sering ngetwit soal rumus-rumus matematika. Yang pengin keliatan fashionable, sering upload foto-foto dengan pakaian yang trendy. Yang pengin keliatan perkasa, sering upload foto adu kepala sama banteng.

Nah, karena orang bisa jadi apapun di internet, banyak juga yang akhirnya terjebak oleh pencitraan yang diciptakan di internet. Terutama pencitraan yang jauh berbeda dibanding aslinya di dunia nyata.

Komunikasi
Di zaman internet seperti sekarang, komunikasi memang semudah menjentikkan jari. Mau ngomong sama orang, tinggal kirim pesan via chat, telpon, atau kirim email. Misal temen lo ngambek gara-gara lo makan betis adiknya hidup-hidup, lo cukup kirim chat bertuliskan permintaan maaf dengan emoticon paling memelas yang lo punya dengan jumlah lebih dari sepuluh emoticon, dijamin hatinya bisa luluh.

Sedangkan zaman pra-internet? Semua masih manual. Buat minta maaf, kita harus bener-bener usaha buat nemuin orang yang mau kita mintain maaf. Misal mau ngajak temen buat jalan? Ya kudu ngetok rumah dia, nanya ke ibunya anaknya ada atau nggak, baru deh bisa ngajak main. Kalo zaman sekarang? Kirim chat, janjian ketemuan di mana kek, nggak perlu nyamperin ke rumahnya. Karena janjiannya semudah itu, ingkarnya juga semudah itu. Tinggal chat bilang batal ketemu karena sapinya telat mens kek, atau rumahnya dibawa keong kabur, kek. Kelar.

Effort
Ini mungkin mirip dengan poin komunikasi di atas. Zaman pra-internet dan pasca-internet membuat orang melakukan usaha yang sangat berbeda dalam berhubungan. Zaman sekarang, karena dimudahkan oleh internet, orang-orang malah jadi effortless. Karena mudahnya komunikasi, efeknya juga mempermudah orang buat berbohong, modus, maupun menipu.

Contohnya untuk PDKT, zaman dulu tuh kalo mau ngedeketin cewek, cowok harus rajin ngajak ketemu, rajin ngajak ngobrol, rajin bawain bunga. Iya, segala perhatian cowok kepada gebetannya terlihat nyata. Sedangkan zaman sekarang, untuk terlihat perhatian, cowok-cowok tinggal kirim chat, "Lagi apa? Udah makan belum? Jangan lupa makan, nanti kamu busung lapar." basi! Dengan effort kayak gitu, akhirnya sebuah hubungan terasa jauh lebih berarti. Nggak cuma berantem-> putus-> cari ganti.

Makanya, tanpa bantuan teknologi, orang yang tulus sayangnya itu bakal kelihatan usahanya. Kalo memang benar-benar cinta, cowok berani datengin rumah gebetannya meski diinterogasi bokap gebetannya. Demi cinta, cowok harus bisa ngajakin makan, bukan cuma ngingetin makan. Karena sayang, cowok harus bisa jengukin dan nemenin gebetannya yang sakit sampai sembuh, daripada cuma ngucapin "GWS" via chat doang.

Zaman pra-internet, mau ngegebet banyak cewek secara bersamaan, bakal susah. Soalnya kalopun nggak ketemuan, misal komunikasi via SMS-an, juga bakal bikin bangkrut. Tarif SMS zaman dulu Rp.350/SMS. Kalo modusin 10 cewek dengan jumlah 100 SMS/hari duit pulsanya cukup buat kredit mobil pribadi. Sedangkan zaman internet sekarang, modusin 10 cewek via chat, pulsa 50 ribu/bulan juga cukup kan?

Hal seperti itu nggak cuma berlaku di dalam hubungan pacaran. Di hubungan pertemanan juga berlaku hal yang sama. Zaman belum ada internet, gue bisa tau jam sekian, biasanya anak-anak nongkrong di mana. Selain karena kebiasaan, tapi juga karena ikatan emosi yang tercipta antar teman. Kalo temen sakit, ya dijengukin. Kalo temen ultah, ya disamperin. Kalo temen kedinginan ya dibakar.

Kesimpulan dari bahasan ini adalah, internet sudah dengan mudah menyatukan manusia dengan manusia lain yang awalnya asing. Internet juga sudah membuat manusia berkomunikasi dengan sangat mudah. Internet sudah menghemat banyak waktu untuk berkomunikasi. Tapi sayang secara kualitas, hubungan yang dipupuk oleh internet tidak sekuat hubungan yang didukung oleh usaha yang nyata.

Selingkuh di zaman internet sangatlah mudah, tinggal chat sana-sini gonta-ganti. Sedangkan tanpa internet, selingkuh itu kayak tubuh harus dibagi, agar bisa merhatiin pacar yang di sana dan di sini. Mendadak gue kangen jamannya belom ada HP, di mana kalo mau PDKT kudu mau usaha ngajak ketemuan, gak cuma modus massal di chat. 

Intinya, segala yang tercipta secara instant, biasanya usianya juga instant. Waspada dengan orang-orang di internet ya.. Terutama orang yang bisa bilang kangen, sayang, cinta, di saat belum pernah ketemu aslinya. Btw, kapan terakhir lo berani ngajak kenalan orang asing dengan cara nyamperin dan ngajak ngobrol langsung tanpa dibantuin teman/internet? :p

Comments

Popular posts from this blog

Cara Dapatkan Voucher Belanja Gratis Tokopedia Senilai Rp 200.000

Cara Mendapatkan Voucher Belanja Gratis Tokopedia Senilai 200 Ribu Rupiah - Siapa sih yang nggak suka belanja, dari anak muda hingga dewasa pun pasti senang belanja, apalagi belanja online. Banyak barang-barang bagus yang ingin kita beli namun kadang kala isi dompet belum mencukupi untuk membeli barang tersebut. Nah khusus pada bulan April 2016 ini Tokopedia membagikan voucher belanja gratis kepada semua pelanggannya senilai Rp 200.000. Bagaimana cara mendapatkan voucher belanja ini? Caranya sangat mudah, kamu hanya perlu download dan install aplikasi Tokopedia di Smartphonemu, kemudian mendaftar melalui websitenya di tokopedia.com. Ikuti langkah dibawah: Download aplikasi tokopedia melalui link berikut Download Tokopedia Pilih aplikasi tokopedia, install hingga selesai jangan dibuka dulu. Daftar jadi member Tokopedia di tokopedia.com Setelah selesai mendaftar, buka aplikasi tokopedia kemudian masukan username dan password untuk login. Saldo tokopedia akan otomatis terisi di akunmu. Pe

Tips Ampuh Mendapatkan Pacar Bagi Pemula

Tips Ampuh Mendapatkan Pacar Bagi Pemula - Memiliki pasangan kekasih atau pacar adalah kemauan semua orang baik remaja dan dewasa masa kini. Karena banyak sekali hal-hal yang bisa dilakukan dengan pacar jika kita memilikinya. Seperti jalan bareng,menonton film,makan,hangout dan juga mendapatkan kasih sayang serta perhatian yang banyak dari seorang pacar. Nyatanya masih banyak orang yang belum punya pacar bahkan memang belum pernah pacaran sama sekali. Faktor utamanya belum mendapat pacar karena kurang percaya diri,pemalu ataupun pendiam. Padahal jika anda mau berusaha dan berniat memiliki pacar anda bisa mencobanya dengan beberapa tips mendapatkan pacar untuk pemula yang akan kami bagikan berikut untuk anda. Walaupun pacaran hanya sebuah status yang belum serius maupun hanya sebatas menjaga jodoh seseorang,tidak ada salahnya kita berpacaran untuk melatih kita dalam menjaga hubungan dan bisa menjadi dewasa bila berpacarannya sebatas pacaran biasa dan sehat saja. Lewat artikel tips mend

Cara Agar Hidupmu Terlihat Sempurna di Media Sosial

Kemarin gue sempet dikagetin sama temen SMP gue yang namanya Supri. Sebelumnya, gue kasih tau dulu Supri itu kayak apa. Waktu SMP, Supri itu anaknya begonya minta ampun. Saking begonya, setiap dia jajan, dia perlu bawa kalkulator buat ngitung kembalian. Gue curiga, dulu Supri dikandung di area pembangkit listrik tenaga nuklir. Jadinya, sampai SMP juga dia masih ngileran. Dengan prestasi semacam itu, nggak heran akhirnya Supri tinggal kelas 5 kali saat dia belajar di kelas VII. Meskipun bego, Supri tuh anaknya songong abis. Pas sekolah dulu, dia suka mamerin duit. Meskipun gue tau, itu bukan duit jajannya, melainkan duit buat bayar iuran uang gedung. Gue tau, karena gue juga bayar iuran yang sama. Dia sengaja naroh uang itu di kantong belakang bajunya, duitnya disengajain nongol separuh. Karena penasaran, gue nanya, "Itu duit buat apa, Pri?" "Duit jajan gue lah~" Jawab Supri sambil sesekali ngambil selembar duitnya buat ngelap iler. "Wah.. Banyak banget! Emang b