Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2015

Mobil Pertama, Banyak Pelajarannya

Kira-kira 10 taun yang lalu, memiliki mobil masih menjadi mimpi yang hampir mustahil untuk jadi kenyataan. Sebagai seorang mahasiswa yang harus kerja untuk memenuhi kebutuhan hidup dan membayar kuliah, dengan gaji 800 ribu per bulan, membeli mobil tentunya bakal butuh waktu berpuluh-puluh tahun untuk menabung. Atau, kalau mau jual ginjal, ya mungkin bisa terwujud dalam waktu lebih singkat. Tapi gue adalah tipe pemimpi yang pantang menyerah. Gue bikin Dream-note atau catatan berisi impian-impian yang pengin gue wujudkan. Selain ditulis, gue juga selalu mengusahakan dan membayangkan rasanya jika mimpi-mimpi itu jadi kenyataan. Kalo gue belum bisa memiliki mobil itu, setidaknya gue bakal bertindak seolah-olah udah punya mobil, meskipun gue sedang naik motor. Jadi, saat gue naik motor gue (matic) , tiap ngegas motornya, gue gerakin kaki gue seolah-olah sedang nginjek gas dan kopling. Hal itu gue lakuin setiap gue naik motor. Gue selalu percaya, Tuhan akan memberikan sesuatu yang memang pan

Gadget-gadget Impian Masa Kecil, Yang Sudah Ada di Dunia Nyata

Tahun 2015, di mana kita sudah berada di abad 21, teknologi sudah semakin maju. Membuat kita mulai mendekati kehidupan seperti yang digambarkan di film-film kartun fantasi waktu kita kecil. Siapa sih, yang nggak pengin punya alat-alat ajaib Doraemon? Atau, siapa sih, yang nggak pengin hidupnya jadi lebih seru? Nah, sekarang, sebagian alat-alat ajaib itu udah ada di dunia nyata. Dan gue bakal bahas gadget-gadget yang udah pernah gue coba. Siapa tau, lo juga berminat buat nyoba juga. Here they are: Drone Waktu kecil, kita pasti pengin banget ngerasain yang namanya naik baling-baling bambu. Terus terbang keliling-keliling kota, dan melihat keindahan kota dari langit sana. Nah, sebagai gadget enthusiast, gue seneng banget dengan terciptanya smart-drone yang mampu membuat impian masa kecil gue itu bisa mendekati kenyataan. Iya, gue ngerakit drone sendiri, dilengkapi dengan kamera dan video transmiter sehingga gue bisa melihat pemandangan dari langit sana, secara langsung.  I ni gue nggak l

Apakah Kekurangan Kita itu Adalah Kelemahan?

Kemarin gue ngobrol-ngobrol sama temen gue yang udah cukup dewasa. Dia baru saja ditinggalkan oleh suaminya. Sebut saja, Ningsih namanya. Ningsih curhat tentang cowok-cowok yang mendekati dia cuma karena alasan dia adalah seorang janda. Dia pun stress juga karena setiap cowok yang ngedeketin dia, tujuannya nggak ada yang serius. Selalu cuma mau main-main, atau cuma seneng-seneng doang. Karena alasan itu, akhirnya Ningsih males buat pacaran lagi. Dia jadi apatis sama setiap cowok yang mau mendekati dia. Tapi dari semua cowok-cowok iseng itu, Ningsih juga bercerita tentang seorang cowok yang mendekati dia secara tekun. Hampir setahun lamanya cowok itu selalu menghubungi Ningsih secara intens. Tuh cowok lebih muda dari dia, punya karier yang oke, dan kehidupan yang mapan. Saat gue tanya, apakah Ningsih akan menerima cowok itu, Ningsih menjawab tidak. Ningsih bilang, dia ngerasa nggak layak buat dimiliki cowok itu karena Ningsih punya banyak kekurangan. Statusnya yang sudah janda, anaknya

Jangan Menggunakan Cara-cara ini Untuk Nyari Kenalan! Pake WOO aja!

Pagi itu, gue duduk sendirian di kursi taman. Badan gue condong ke depan dan bersandar di meja. Kaki gue goyang-goyang naik turun menandakan bahwa kecemasan gue sudah berkuasa. Gue lirik-lirik mulu cewek yang duduk di kursi taman sebelah kanan gue. Namanya Vania, cewek berkulit terang, rambut panjang, dan selalu periang itu adalah pencuri hati gue. Masih teringat pertama kali kami mengobrol, yaitu saat gue dipalakin anak TK sebelah, Vania membela gue. Sejak saat itu, hati gue berasa tercuri olehnya, dan gue selalu terbayang-bayang olehnya. Sialnya, gue belum pernah berani mengajak ngobrol dia. Hari itu, gue berniat untuk berkenalan dengan dia. Agar, setidaknya dia tau kalo gue masih mengingatnya. Setelah hampir setahun gue ngumpulin keberanian, hari itu gue yakin gue bakal nyamperin dia. Setelah gue menarik nafas dalam-dalam, lalu kepala terasa agak pusing karena gue barusan mencium kentut gue sendiri, gue pun menghampiri Vania. Gue pegang pundaknya, dia menoleh, lalu gue cium keningn

Api Cinta itu Hanya Ada Saat Belum Memilikinya

Gue yakin, elo pasti lebih inget orang yang pernah lo cintai, tapi akhirnya malah menyakiti, dibanding pasangan yang pernah sama-sama  selalu mencintai sampai bosan sendiri. Kenapa gue bilang gitu? Akhir-akhir ini gue kepikiran, lagu-lagu bertema patah hati itu selalu lebih meledak dibandingkan lagu-lagu yang menceritakan indahnya jatuh cinta. Lagu yang membahas tentang cinta yang terkhianati, lagu yang membahas tentang cinta yang tak terungkapkan, maupun lagu yang membahas tentang cinta yang tak bisa dimiliki, memiliki kekuatan yang lebih �nonjok� dibandingkan lagu-lagu yang membahas tentang hati yang berbunga-bunga. Hal itu beralasan. Orang itu lebih ekspresif saat mereka sedang sakit hati. Orang itu lebih sensitif saat mereka sedang terluka hati. Dan orang itu akan lebih mengingat detil orang yang menyakitinya dibanding orang yang membahagiakannya. Di postingan kali ini, gue mau ngajakin lo buat melihat cinta, dari sudut pandang berbeda. Iya, cinta itu benar-benar terasa, saat kita